kurikulum

Sebelum gue memulai menumpahkan tulisan absurd alakadarnya ini, gue mulai tesengat sebuah listrik yang mengharuskan gue ngepost lagi. Anggep aja kecanduan

Dimulai dari hal tolol yang gue lakukan tadi pagi melanggar perkataan gue kemarin. Satu kelas ngebaca first post gue, DIBACA. Tapi gue bersyukur, hanya satu orang yang memahami tulisan gue itu juga karna dia baca sampe habis. Beruntung yang lain hanya sekilas baca tulisan gue karna katanya kepanjangan, dan rasanya gue mau menghempaskan tubuh gue ke padang rumput macam syahrini.

Hari ini terjadilah pertumpahan jiwa dan raga ehm tepatnya jiwa gue tergoncang oleh beberapa raga, sebut aja raga raga kampret itu temen. Gue di pojokin men, bayangkan ketika lo dituduh mencuri ehm walaupun kasus gue beda, tapi rasa dipojokinnya ya gak jauh lah semacam lo adalah plankton dan temen-temen lo itu si mr krab and the gank. Tiba-tiba otak gue berhayal mereka jadi gangster beneran, maaf atas fantasi yang diluar batas.

Fyi, senin lusa itu waktunya gue ujian semester, jiwa raga ini siap tapi yah otak ini nggak, tolong jorokin gue ke rawa-rawa, ya siapa tau hayati bisa gue curhatin atau gue pintain contekan. Dan gue gondok ketika dibilang ‘belajar makanya, jangan maen mulu’, hell. Apa perlu gue tekanin melakukan-harus-dengan-hati-bukan-paksaan dan bicara-lebih-gampang-daripada-ngelakuinnya. Ini sedih. Tapi lebih sedih adalah ketika pagi-pagi lo buka rubik berita online menyatakan kurikulum baru buatan bapak muh.nuh dihapus, kado terindah dari bapak anies baswedan sekaligus menyedihkan karna angkatan gue adalah kelinci percobaan. Mungkin kalau menyakiti sampai membunuh itu gak dosa, pak Nuh sama pak Tifatul udah mati dikeroyok massa. Kenapa pak Tifatul juga ikut? yah itu gak perlu dijelaskan lagi sepertinya.

Mungkin sebagian orang menyaksikan atau melakukan apapun itulah penasaran sama endingnya, tapi gue benci ending. Kenapa? Ending artinya akhir, dan akhir itu gak selalu bagus, bahkan akhir-akhir ini banyak Ending yang mengenaskan, ya contohnya macam drama Korea yang akhir-akhir ini gue tonton, ekspetasi diluar kenyataan. Sedih.

Menulis menggantung itu memang menyebalkan, tapi kayaknya gue ditakdirkan buat begitu. Akhir kata terucaplah kata terimakasih beserta maaf yang biasa aja gak besar-besar, soalnya ini bukan lebaran bung. Dan semoga gue gak terkena azab akibat tulisan ini. Sekian.

Tinggalkan komentar